Review Film Anime 3D "Coco"
Membahas mengenai film
sangatlah menarik dan tidak akan pernah habis. Terlepas dari cerita apik yang disajikan juga didukung kualitas
animasi 3D yang semakin canggih membuat penonton tidak pernah bosan untuk
mencari-cari di kolom pencarian google
dengan mengetik ‘film animasi terbaik’. Banyak sekali film-film animasi 3D yang
menarik dan mengangkat cerita sederhana, imajinatif, namun sangat memiliki
kesan yang mendalam bagi para penontonnya baik untuk usia anak hingga dewasa. Salah
satunya adalah film yang berjudul Coco yang
disutradari oleh Lee Unkrich dan
rilis pada tanggal 22 November 2017. Film ini mendapatkan penghargaan Academy Award untuk film Animasi
terbaik. Sinopsis film ini mengisahkan tentang seorang anak lelaki kecil yang
bernama Miguel, ia sangat mencintai musik dan mengidolakan seorang pemusik terkenal
bernama Ernesto de la Cruz, dan ingin sekali seperti Ernesto. Namun sayangnya
keinginannya itu sangat bertolak belakang dengan keluarganya, hal ini turun
temurun dari nenek buyutnya yang sudah tua renta bernama Coco yang seolah
mengharamkan adanya musik dalam keluarga tersebut. Suatu hari Miguel menemukan
sebuah foto sang idola di rumahnya, ia pun girang dan menyimpulkan bahwa
dirinya sebagai cicit Ernesto de la Cruz.
Kemudian pada suatu hari saat
Miguel ingin mengikuti sebuah perlombaan di Plaza ia ingin mencuri gitar milik sang
pemusik legendaris tersebut di makamnya karena gitar Miguel dibanting oleh
neneknya. Di sinilah keajaiban mulai terjadi, saat Miguel memetik gitarnya,
dirinya menjadi tidak terlihat oleh manusia lain selain anjing miliknya. Di situlah
petualangan dimulai, yapsss… tepatnya ia menjadi berada di negeri kematian.
Singkat cerita ia bertemu dengan keluarganya yang sudah
meninggal dahulu, ia pun menyampaikan keinginannya untuk kembali ke dunianya
dan menjadi pemusik, sayangnya keluarga yang sudah meninggal tersebut ingin
memberikan restu Miguel untuk kembali di dunia dengan syarat tidak boleh
menjadi pemusik. Lalu Miguel lari dan tidak mau menerima restunya yang
bersyarat demikian tersebut. Singkat cerita ia bertemu dengan Hector. Bersama Hector ia melakukan
perjalanan panjang, Miguel ingin Hector mengantarkan dirinya ke konser musik Ernesto de la Cruz dan meminta restu untuk
menjadi seperti dirinya saat kembali di dunia, ia hanya bisa kembali ke dunia
nyatanya jika mendapat restu dari keluarganya yang masih memiliki hubungan
darah, sedangkan Hector meminta Miguel
saat kembali ke dunia untuk meletakkan fotonya di rumahnya, ia ingin diingat
oleh keluarganya karena dengan begitu ia tidak akan enyah dari dunia kematian
tersebut. Dalam petualangan ini Mmiguel belum menyadari bahwa Hectorlah
sebenarnya kakek buyutnya, dan bukanlah
Ernesto yang justru membunuh kakek buyutnya. Untuk lebih detail kalau
kalian pensaran langsung saja bisa download filmnya di filmapik.ue ya
teman-teman, film ini sangat recommended
untuk ditonton..
Selanjutnya, mengenai plot
dalam film tersebut adalah campuran, terkadang alurnya berjalan maju, namun
sesekali alurnya berjalan mundur menceritakan masa lalu keluarga Miguel. Latar
tempat dalam film Coco yaitu di
sebuah pedesaan kecil Mexico tempat Miguel tumbuh bersama keluarganya, termasuk
nenek buyutnya Coco, dan juga di sebuah dunia kematian yang isinya adalah
orang-orang yang sudah mati dan beraktifitas layaknya manusia yang masih hidup
mulai pagi hari hingga malam.
Sebenarnya yang menarik dari
film ini adalah kesan yang mendalam pesan yang dibangun dalam cerita tersebut
dan disajikan sangat sederhana dan imajinatif oleh sang penulis skenario Adrian
Molina. Peran Miguel sebagai pemeran
utama seolah sengaja dibuat untuk para penonton supaya tetap menyayangi
keluarganya, bagaimana pun hal penting di dunia ini adalah keluarga. Saat kita
memiliki sebuah ambisi dan tidak disetujui oleh keluarga jangan langsung serta
merta membenci keluarganya, namun pertimbangkan dan lakukan yang terbaik untuk
membuktikan dan meyakinkan bahwa ambisimu itu baik. Selain itu, dalam film
tersebut juga meninggalkan pesan bahwa apa yang kita lihat terkadang tidak
seperti apa yang seharusnya pernah terjadi. Dalam film ini keluarga Miguel yang bersikeras membenci pemusik dilatar
belakangi masa lalu bapaknya Coco yang
bernama Hector ingin meniti karirnya menjadi pemusik dengan sahabatnya yang
bernama Ernesto de la Cruz. Saat mereka dalam perjalanan Hector
menyingkirkan keinginan itu, Hector ingin pulang dan kembali ke keluarganya,
sayangnya Ernesto meracuninya dan
mencuri semua lagu-lagu yang ditulis oleh Hector yang membawa namanya menjadi
terkenal di seantero daratan Mexico, sedangkan keluarga Hector, terutama Coco anaknya
membenci padanya karena merasa ditinggalkannya demi ambisi ayahnya dalam dunia
permusikannya. Nah dari plot twist yang
mengejutkan ini kita sebagai penonton akan dibuat termehek-mehek dan menyadari
arti pentingnya keluarga dan tidak mudah menjustifikasi apa yang kita
lihat, karena belum tentu yang terlihat oleh mata tidaklah selalu benar.
Comments
Post a Comment