Posts

Showing posts from January, 2019

Bad Expectation

Image
pict. by google Akan ku awali puisi indah dari  Joko Pinurbo yang berjudul di atas meja dengan sajak yang menakwil perasaan yang telah lunglai kau lukai perlahan, dan diam-diam kau tawan kebahagianku. Di atas meja Di atas meja kecil ini Masih tercium harum darahmu Di halaman-halaman buku Sabda sudah menjadi surga Saya akan dipecah-pecah Menjadi ribuan kata. *** Membaca puisi sembari membayangkan engkau. Engkau yang dengan sengaja pergi  menyamai datangnya gerimis sore itu. “Aku pergi dulu” katamu sambil memasukan ponsel di dalam tasmu Dengan raut penuh pura aku berkata “Ya”. Seketika langkah luasmu meninggalkan aku, kursi, serta meja-meja kafe di sekitarku. Aku menarik nafas, dalam, pelan, perlahan tapi pasti. Ku seduh teh yang sudah mulai surut es-nya. Sambil membayangkan kebersamaan yang kekal—ah aku mengkhayal saja. Musim ini rusuh, sebentar panas, sebentar hujan. Ritmenya mirip engkau, yang sebentar datang, lalu sebentar pergi. Sebentar diam di sa

Tahap-Tahap Kesadaran Sosial Umat Islam di Indonesia (Kuntowijoyo)

Image
Masyarakat Dan Perubahan Sosial Pict by google. Membicarakan tentang Umat Islam sangatlah menarik, terkhusus Indonesia yang di dominasi oleh umat beragama Islam sekaligus dipengaruhi oleh Islam. Pada kesempatan kali ini Pena Saurus ingin menguak tahapan kesadaran sosial umat Islam pada abad 19 yang dituliskan dalam buku  yang berjudul Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia oleh Kuntowijoyo. Pertama  (Kawula dan Abdi)        Pada abad 19 umat Islam memiliki ideology yang bersifat utopia. Disebut utopia karena umat Islam tidak merumuskan pemikiran-pemikirannya berdasarkan aktualisasi sejarah akan tetapi lebih ke pandangan berbagai mitos. Seperti yang diketahui bahwasanya banyak mitos yang dipercayai oleh Indonesia bahkan hingga kini pun masih nampak sebagian mitos yang dipercayai.   Pada kala itu hirarki social sangat keras—kendatipun pada abad tersebut masyarakat digolongkan menjadi dua, yaitu : Priyagung (orang-orang besar) dan wong cilik (orang-orang kecil)..  Pada k

“O, Begitu”. “ O, Begini”, “ O” !!

Image
        Membicarakan tentang huruf O mengingatkan aku pada perkataan guru SMA-ku, Pak Subagyo namanya.Ya, Pak Subagyo, gendut, lumayan pendek dan kepalanya botak, tapi kulitnya agak putih kekuningan. Kurang lebih  waktu itu beliau menyampaikan seperti ini “Kelihatannya simpel cuma NGUCAP O, tapi fungsinya, wah sangat luar biasa” lagaknya sambil sedikit meringis memamerkan giginya, barangkali Pak Subagyo merasa WAH karena dirinya seolah-olah satu-satunya yang menciptakan teori fungsi MENGUCAP O. Kemudian Pak Subagyo melanjutkan tuturanya dengan wasis menjlentrehkan apa saja fungsi dari MENGUCAP O.     Akupun ingat betul tiap-tiap fungsi dari MENGUCAP O tersebut.  Nah sejak hari itu ternyata apa yang disampaikan Pak Subagyo beberapa tahun silam masih terngiang-ngiang di telingaku. Dan benar saja bahwa satu huruf O ini kalau diucapkan dapat berfungsi dalam kalimat dan kondisi apapun. Contohnya pas aku marahan sama Nadia;pacarku waktu SMA. Ia mengekspresikan kemarahannya hanya denga

Melankolisme Uang, Nafsu, dan Perempuan Cantik

Image
Pict by google “Lumayan, cuma nemenin nongkrong di kafe mahal pulangnya dapet tigaratus rupiah “celutuknya. Mulut Sila terus komat-kamit menceritakan bagaimana saja prosesnya, terlebih masalah bayarannya yang tidak pernah ketinggalan. “Kamu minta atau..?” “Ya sudah pahamlah sana, kalau nggak dapet ya ogah banget” “Kok kamu bisa kenal-kenal sih?” tanyaku refleks Tanpa basa-basi Sila menjelaskan bahwa dibalik itu juga ada seorang ‘mucikari. Pantas saja lelakinya datang dari jauh-jauh, batinku. *** Ia dengan lihai menuturkan padaku seolah tanpa rahasia. Awalnya cerita biasa-biasa saja. Tapi makin lama ia tanpa sungkan membeberkan darimana ia dapat uang. Aku menyimak dengan saksama, sesekali manggut-manggut mendengarnya. Sila tidak murni seorang pelacur bagiku. Bahkan aku tetap bersikukuh ia bukan pelacur. Mungkin aku yang terlalu polos atau dia yang terlalu pintar mengelabuhiku. Karena bagiku Sila tetaplah baik. Sila banyak menceritakan temannya yang bisa meraup

Gagal Bercinta

Image
“Iya sayang, I just loving you, really “  “aku kangeeeennn bangetttttt “ Itu chat yang baru saja kemarin aku kirimkan kepada kekasihku tercinta, sayang sekali, ia hanya kekasih tercinta, dan selamanya begitu. Aku bahkan sudah memikirkan mengenai pernikahanku dengan lelaki lain, bukan perihal dijodohkan oleh kedua orangtua. Tentu, ini merupakan pilihanku sendiri. Ah kau jangan berlagak bingung. Ya! aku melakukan ini demi banyak hal, termasuk uang. Hanya saja ada alasan lain yang lebih intim dan mungkin tidak kau pahami. Bukan,bukan hamil duluan, aku tidak sebejat itu. Hmm ini bermula ceritaku sejak kecil. Tapi ah bagaimana bisa aku bertele-tele menceritakan masa kecilku hingga sekarang aku sudah kepala dua. Ish, aku ingin tidur dulu saja. Meski udara malam ini sangat panas aku tidak peduli. Aku ingin sekali, ya ingin sekali bermimpi bahagia.  Hampir lupa rasanya bahagia. Keputusanku untuk menikah memang terlalu gegabah. Jelas sekali. !