Posts

Showing posts from July, 2018

Meet God in The Night

Meet God in the Night When the dark at the night The rain knocked of my heart The rain fall down in the ground The wind whispered slowly to me The midnight came My eyes opened I saw all the world I felt peace in my heart I was talking with God Without His face, His voice too But i knew all how The God showed me all I share all of me through praying to Him I found His love in my tears I am realized how the big my sin But i am realized too how the big i love God July, 29, Yogyakarta

Dendam Part 5 (Kehilangan)

“Hallo, Hallo..Ha..”?  call ended titt.tittt.tiit.. “Ada apa ya Fanessa menhubungiku malam-malam begini” gumamku “Sorry Don kepencet” balas Fanessa Aku pikir siapa, aku sudah was-was jikalau ternyata Pandu yang meneleponku, bahkan aku sengaja tidak membalas pesan yang menumpuk darinya, aku berpura-pura tidur, hatiku berkecamuk, bagaimana bisa aku menolak lelaki sebaik dia, tapi bagaimana bisa aku menolak titah hatiku. Sebenarnya selama ini aku memendam sesuatu dalam diriku, yaitu teman lelakiku di kampus, sengaja tidak pernah aku sebut-sebut. Pernah suatu hari aku menulis tentangnya dalam file pribadi laptopku. Sahabat Lelakiku Mendung langit itu seiring dengan perasaanku, persis di pagi ini, aku semakin merasakan bahwa kau semakin menjauh dariku, entah apa salahku, atau entah siapa pemilikmu, yang jelas mentari pagi ini hening tak menampakkan dan keperhatianmu yang sediakala kau suguhkan untukku telah pudar, aku merasa seikat sendi penghias keceriaanku di kampus

Dendam Part 4 (Hujan Sore Hari)

Sore yang melelahkan, dan terlihat seperti hari yang labil, lihat saja cuaca hari ini seperti tidak masuk akal;panas tadi siang seketika diguyur hujan deras yang seolah menyematkan pesan. Ini seperti cinta yang menggebu kemudian disusul rasa cemburu, dan cinta itu menjadi abu-abu karena benci atas dirinya yang cemburu. Menggerutu, dan sebenarnya ingin sekali dicumbu. Sore itu  orang-orang ramai berjajar di depan toko-toko yang parkirannya luas, ada banyak pasang yang berteduh karena tidak membawa mantel. Terutama di depan toko cat itu Ada pasang suami –istri yang menggendong anaknya, ada pasang sahabat yang saling bercerita, ada juga sepasang kekasih yang asyik menikmati jatuhnya tiap buliran hujan. Ia seolah bercengkrama mengenai cinta yang indah bak di taman-surga, aku lihat dari kejauhan sepasang kekasih itu terlihat tajam menatap kekasihnya;seolah pancaran matanya mengatakan bahwa ia sungguh mencintainya, sesekali tangan lelaki itu meraih rambut kekasihnya untuk mengusap buliran

Dendam Part 3 ( Secret Number)

Donita masih bertanya-tanya, ia menduga sangat pasti bahwa pastilah kakak tingkat yang mengirimi ia pesan, ” ah tetapi iyakah?”  batin Donita.   Donita menerka-nerka tidak mungkin secepat ini ia mengatakan hal yang menurutnya serius, apalagi urusannya sama hati. Uluhh..uluhh .. ” Jika memang benar begitu pasti cowok itu playboy cap gajah, ah cap buaya, pasti.”   Ahaa.. tapi aku belum berminat membalasnya, biarkan penasaran ini subur di hati, aku kurang peduli, siapapun itu konyol banget dan enggak  gentle  banget mengatakan perihal cinta melalui chat, harusnya ngajak ketemu, atau; ahh sudahlah. Seperti biasa Donita menelepon Rena kemudian menceritakan segalanya mengenai chat misterius tersebut. Donita memang seringkali menceritakan hal-hal yang mengganjal dihati kepada kedua sahabatnya. Tapi kali ini Ia sengaja menelpon Rena karena Ia tau Fanessa sedang asyik menonton film seperti yang ia tampakkan di status  WhatsaApp -nya. “Ciee baru juga sebentar di kampus sudah men

Dendam Part 2 (Donita, aku menyukaimu.!)

Kehidupan yang gersang Maut rupanya Namun bukan kematian Ataupun kecelakaan Sebuah kenistaan Keegoisan, nafsu, dan kerakusan Dunia hancur, dan itu dihancurkan sendiri Manusia yang bisa memulai Manusia yang bisa mengakhiri Manusia yang membuat sedih Manusia juga yang membuat bahagia Donita sengaja menulis puisi dengan bertema kehidupan di malam ini, sepertinya hatinya sedang tersentuh, jiwanya terbelenggu memasuki area kesedihan. Ia memang gadis puisi, selain tidak hemat ketika menulis, ia juga mampu mempadu-padankan kata menjadi serasi. Kehidupannya menjadikan ia berpuitika.  Kesedihannya menumbuhkan kata yang indah, kehidupannya menyuburkan alunan puisi yang tertulis melalui keyboard laptop-nya yang hampir setiap malam ia tulis dan simpan dalam folder berjudul “ Poem ” miliknya. Donita merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya bernama Shandy dan adiknya bernama Feni. Donita memasuki awal perkuliahan di tahun ini.  Ia terlihat men

Dendam Part 1 (Mbok Yem's Say)

Aku pikir malam ini langit terlalu pasrah, seketika hujan deras saja tanpa ditandai mendung, aku masih kepikiran dengan apa yang dikatakan Mbok Yem tetanggaku siang tadi. Bagaimana bisa ia mengatakan bahwa sekolahku hanya sia-sia, membuang biaya  "Wes to Nok, penting kui koe iso masak, manak, lan macak"  kata-kata Mbok Yem itu masih terngiang-ngiang di telingaku sehingga memecah suasana malam ini. Apa ya Mbok Yem tidak mengerti kalau dokter yang menangani sakit gulanya itu dulu sekolah, dulu ia seorang sarjana, Apa Mbok Yem tidak paham juga yang membantu menantunya melahirkan itu Bidan Rita yang dulu sekolah juga di Akbid Yogyakarta. Ah sudah lah, aku tidak mau memikirkan streotip lama yang sama sekali tidak sejalan denganku, biar saja yang lain nanti mau melihat , meniteni  aku nanti  'COBA BESOK JADI APA!!!!' .””PRESIDEN MBOK”                                                                         ~~~ Alarm pagi ini cukup berhasil membangunkanku hanya dal