Sudah Bersyukurkah?


 
PERHATIKAN!! Gambar sebagai pe-pahit.


Kali ini gue mau nulis dengan bahasa yang rileks, santai, dan ngalir gitu aja, sebatas untuk refleksi diri sendiri dan kita bersama (ya maksud gue bersama orang yang mau baca tulisan gue). Sering nggak sih diri lu sendiri tanya ke diri sendiri “sudah bersyukur belum sih? Dan kalau udah, itu sudah seberapa? kalau gue sih jujur sering, dan kadang malah merasa bersalah sama diri sendiri, ternyata gue gitu banget, I mean sering banget nggak bersyukur. Kayak misalnya “ kenapa gue nggak kayak si A, B, C” hmm dan segudang pertanyaan lain laginya tentunya. Tapi perlu dicatat ya  kalau menurut perasaan gue, ini bukan karena iri sama mereka, gue nggak sedih lihat mereka lebih dari gue, atau gue juga nggak doain dia biar kayak gue. Cuman ya itu tadi, kadang sering banget suka berandai-andai. Well, dari perasaan gue tadi  means  gue nggak bersyukur dong.

Next, semoga masih baca deh ya lu semua (iya lu semua yang mau baca tulisan gue).  Biasanya setelah gue merenungi nikmat-nikmat orang lain, dan melupakan kenikmatan sendiri, gue bengong lama gitu, terus ujung-ujungnya tiba-tiba gue sadar, padahal kan ya masih sering, banget dan banyak gitu mendengar langsung dengan telinga sendiri kayak misalnya “enak ya lu bisa kuliah, enak ya lu bisa gitu, wah kamu mah nggak kayak aku” (momen  atau ungkapan kayak gini gue yakin banget elu semua pernah bahkan mungkin sering denger dari kerabat lu, temen lu, atau bahkan bisa banget loh dari orang-orang yang jauh dan nggak lu kenal tapi mereka sering lihat lu dari kejauhan),  tapi pas orang lain bilang ke gue kayak gitu “gue biasa aja gitu” . Padahal harusnya dari ungkapan-ungkapan  orang lain yang disampaikan ke gue tadi ya gue  harusnya sadar, “Woyy yang pengen kayak lu tuh masih banyak, Bangun oey!!!” but hell, gue sukanya lihat ke atas lagi, ke atas lagi, sampai puncak gunung Semeru (hehe bercanda), ya maksudnya karena lihat ke atas lagi jadinya gue merusak nikmat yang Tuhan berikan semuanya ke gue secara cuma-cuma dan hilang seketika seperti ditelan bumi. Pffttt…

Parahnya lagi nih ya, ehem mungkin lu semua pernah ngalamin (terutama teruntuk cewek-cewek yang suka stalk Instagram artis-artis yang ideal banget) ngebatin dan seolah-olah kagum banget, aslinya yah kagum doang gapapa, tapi masalahnya kadang menjalar sampai ke urat-urat gitu jadi kepengen. Kalau udah kepengen gitu ya cuma ada dua kemungkinana, elu mau berusaha keras dan jadiin motivasi apa malah ngebuang rasa bersyukur lu dan menggebu-gebu kepengen, eh akhirnya -kan malah down  sendiri, bahkan merandah, bukan rendah hati guys, tapi apesnya malah merasa  jadi rendah diri hohohoo… (apalagi yang sifatnya itu duniawi dan glamour—bikin jiwa meronta-ronta huhuhu). Yang perlu disadari di sini, sekaligus jadi pesan untuk diri gue sendiri “Hei, come on guys, you are amazing, even not amazing in all side, but you’re still amazing for your self!”  please buang rasa kepengen-kepengen, rasa kenapa gue nggak kayak dia, kenapa gue begini, hempas jauh-jauh deh.

Guys… aku ingat suatu cerita, gue nggak mau bertele-tele, cerita ini sebuah analogi kehidupan yang bagus menurut gue. Seperti ini, lu pernah kan sekolah? Lu ingat kan di kelas itu nggak mungkin semua duduk di baris depan persis dekat gurunya, persis depan papan tulisnya, pasti ada yang jauh, ada yang pojok, dan ketika semua siswa disuruh maju ke depan serentak oeh gurunya, yang sampai di depan duluan siapa? ya logika umunya pasti ya siswa yang duduknya paling depan, cuman mungkin menurut lu mungkin nggak yang  sampai depan murid yang duduk paling pojok dan paling belakang? ya mungkin aja tuh, meskipun peluangnya tidak besar tapi selama berusaha lebih keras juga bakal bisa, ga perlu lu duduk di baris depan dulu biar lu bisa paling cepat maju ke depan. intinya pasti kalian lebih mengerti.
 HEII dengar ini bukan menggurui pembaca, ini sedang refleksi terhadap diri sendiri, dengan menulislah cara gue healing, jadi gue tidak perlu repot-repot minta maaf ke pembaca kalau tulisan gue lu anggap seperti apapun. Well, thank for reading my reflection guys, but before I am closing this works, I will ask one to all of you, “kalau ada skor angka 1-10, kira-kira rasa bersyukur lu itu udah berapa sih skornya? Kalau minat silahkan dijawab, dalam hati atau pun kolom komentar di bawah. Aha. Terakhir ya, intinya di sini gue cuma mau bilang bahwa sesuatu yang lebih indah itu pasti bakal selalu ada selamanya (bahkan walaupun lu sudah memiliki yang paling indah sekali pun).



                                                                        Yogyakarta, January 14, 2020.
                                                                                    Lifah


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jenis-Jenis Novel

Tips-Tips Menulis Praktis Dengan Rumus (7W+1H)

Tips-tips Bagi Aktor Pemula Dalam Teater.

Hutan Pinus Mangli, Magelang