Kekasih Alexa #Part 1


         Tidak jauh beda dengan malam-malam sebelumnya, terasa biasa saja hawanya—tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Hanya saja aku yang merasa berbeda. Ah ini adalah sebuah puitika untuk kekasihku, aku takut kau bosan mengetahuinya. Ini adalah kisah rinduku yang tidak pernah usai, tidak pernah usai meski terkadang tertabur kebencian, tercampur  kesedihan bahkan luka yang mendalam.

         Aku bingung untuk memulai baitnya sayang, cerita ini tidak pernah usai—ah sayang atau mungkin aku yang tidak lincah  memparafrasa isi hatiku. Sayang katakanlah sesuatu untukku? Barangkali kata-katamu dapat membantuku menuangkan dalam sebuah tulisan. Atau sediakah kau menatapku lebih lama? Ah sayang aku hanya bercanda. Kau kan jauh berada di sana. –ppft

 Kau pasti kesal denganku yang menjengkelkan ya Sayang?, tentu saja—katamu.
“Kau memarahiku hampir setiap saat, entah tentang rambutku yang mulai memanjang seinchi, kukuku yang memanjang sedikit saja, padahal aku pikir tidak terlalu panjang”
“Ah sayang itukan menurutmu saja, menurutku rambutmu sudah terlalu panjang, aku juga tidak menyukai kukumu yang memanjang.”
“Kau memang cerewet sayang”
Aahahhaha… kalimat di atas hanyalah ingatan yang membaur denganmu dihari-hari sebelumnya. Ah sayang kau harusnya tau rindu ini seperti melodi sunyi, sunyi namun meraung-raung bengis memanggil namamu “Sayang, sayang!!!” itu itu saja liriknya.

       Kemarilah sayang, entah kenapa aku merasa jatuh cinta bertubi-bertubi lagi padamu. Kadang kau menjengkelkan, tapi aku sayang.
Aha…aku pikir beigtu jugan denganmu, kamu begitu gemas padaku karena aku menjengkelkan. Aku yang mengaturmu, aku yang memarahimu, aku yang selalu ingin, ingin ini, ingin itu, dan semuanya tentunya.  

“Alexa, aku tidak suka  kau terlalu mengomentari diriku” katamu singkat.
Sayang? Bukankah itu merupakan kekuranganku, kekuranganku yang merupakan kelebihan atas diriku. Dengan hal tersebut kau merindukan aku, bicaralah yang jujur padaku? Kau merindukan suaraku yang nyambung-menyambung mengomentarimu bukan? Ayo jujur? Aku cubit mau?.

      Aku, yah aku Alexa yang tidak menyukai kau saat tidak bisa menjaga kebersihanmu sekaligus bentuk tubuhmu, aku ingin kekasihku semacam binaragawan, sebenarnya kau cukup tampan sayang—asal kurangi sedikit saja bobotmu pastinya kau terlihat seksi kembali dengan kulit wajahmu yang lumayan bening dripada lelaki pada umumnya—upss sayang. Aku tidak akan membeberkan sebagaimana seksimu dahulu, aku takut, takut saja jika mereka penasaran denganmu.

        Ah sayang, hidungmu mancung, dan aku suka menggigit sedikit hidungmu. Kau sangat lugu dan aku suka hal it—hihi . Alexa nakal sayang, -
Sayang, harusnya kau tau, ini semacam cemburu begitu sayang, aku cemburu dengan buku-bukumu dan laptopmu. “produktif” katamu. Aku suka  sesekali kau bersikap bodoh saja, berhenti sejenak belajar dan aku mohon sayang jangan menyuruhku belajar terus menerus, aku memang bodoh, tapi kekasihku pintar bukan? Ah sayang, aku mencintaimu.

      Sayang, dengarkan aku!! Dengarkan baik-baik dan pasang telingamu, aku marah kalau kau membiarkanku begitu saja, kadang kau dingin sekali, bersikap seolah-olah aku bukan siapa-siapamu. Katakanlah sesuatu yang romantis, itu lumayan sayang akan ku simpan rapat-rapat dalam ingatanku. Aku lemah dalam mengingat sesuatu—termasuk pelajaran-pelajaranku, tapi sayangku, hal ini akan berbeda saat berkaitan denganmu. Semua dengan mudah begitu saja ku ingat. Aku berpesan padamu sayang, jangan terlalu sering menyakitiku—kau tau konskuensinya aku akan sulit melupakan laranya.
Sayang,?
        
        Sayang aku benar-benar malu dan terlihat kekanakan. Ingin sekali aku selalu bersamamu, termasuk dalam belajarku. Kau begitu cerdik, mungkin karena kau memiliki kelebihan cerdik sehingga kau kekurangan dalam menyikapiku dengan romantis—kau cuek sekali sayang! Cuek sekali—tapi aku tau perasaanmu tulus. Aku sebutkan satu kebodohanmu sayang, kau payah dalam urusan wanita, wajar kau tidak selingkuh.

      Sayang, Kalau-kalau aku mempelajari ilmu bahasa kau menjadi teman terbaik dalam belajarku, bukan hanya ilmu bahasa asing, kau tau kan sayang aku akan selalu terus bertanya sesuatu padamu—dan kau selalu sanggup menjawab.
Sayang?, aku ingin membicarakanmu lebih banyak, namun bukan cerita pertemuan pertama kita dahulu, itu tidak cukup hanya sebuah cerpen.
Sayangku, sebelum aku melanjutkan part kedua-ku, kemarilah, ku cium sejenak, aku tidak suka mencium, ke sinilah ku gigit hidung mancungmu. :*

Comments

Popular posts from this blog

Jenis-Jenis Novel

Tips-Tips Menulis Praktis Dengan Rumus (7W+1H)

Tips-tips Bagi Aktor Pemula Dalam Teater.

Hutan Pinus Mangli, Magelang