Bad Expectation
pict. by google Akan ku awali puisi indah dari Joko Pinurbo yang berjudul di atas meja dengan sajak yang menakwil perasaan yang telah lunglai kau lukai perlahan, dan diam-diam kau tawan kebahagianku. Di atas meja Di atas meja kecil ini Masih tercium harum darahmu Di halaman-halaman buku Sabda sudah menjadi surga Saya akan dipecah-pecah Menjadi ribuan kata. *** Membaca puisi sembari membayangkan engkau. Engkau yang dengan sengaja pergi menyamai datangnya gerimis sore itu. “Aku pergi dulu” katamu sambil memasukan ponsel di dalam tasmu Dengan raut penuh pura aku berkata “Ya”. Seketika langkah luasmu meninggalkan aku, kursi, serta meja-meja kafe di sekitarku. Aku menarik nafas, dalam, pelan, perlahan tapi pasti. Ku seduh teh yang sudah mulai surut es-nya. Sambil membayangkan kebersamaan yang kekal—ah aku mengkhayal saja. Musim ini rusuh, sebentar panas, sebentar hujan. Ritmenya mirip engkau, yang sebentar datang, lalu sebentar pergi. Sebentar diam di sa