Rebutan Kursi (Wowo dan Koko, juga Sri)

Sri;Bunga Desa



“Wowo, lihat aja sampean, sampean nggak bakal bisa ngalahin aku” batin Koko dengan muka ndesonya yang polos dan sederhana. Di sisi lain Wowo juga sangat percaya diri akan memenangkan persaingannya tersebut. “Ko, awakmu cungkring begitu, mana mugkin Sri memilih kamu”. Dengan bangga Wowo mengejek Koko. Bahkan Wowo sering sekali memamer-mamerkan tubuh tegapnya  yang ia miliki.

~~~

Di desa Banon ini Sri memang terkenal cantik;bunga desa. Selain itu ia juga guru muda di SD sebelah desa Banon, wajar saja bila semua lelaki lajang menyukainya. Akhir-akhir ini terdengar hingar bingar berita tentang bapaknya Sri, Slamet yang mengidam-idamkan anak satu-satunya itu segera  menikah. Desas-desus itu menggegerkan warga desa Banon. Semenjak hari itulah persaingan sengit dimulai kembali antara Wowo dan Koko untuk merebut hati Sri, kemudian bisa duduk di kursi pelaminan bersama bunga desa cantik si Sri dan sebagai pengantin prianya.

~~~

Pada suatu hari, saat Koko kembali dari kandang sapinya, bertemulah Koko dengan Wowo. “Hei Ko, sampean berani dekatin Sri, lihat saja, sampean ngerti kan aku sopo” Koko Cuma menyengir, dan melanjutkan perjalanannya ke rumah. Koko tidak peduli meski pun Wowo  anak pak lurah.  Wowo sangat kesal karena Koko tidak merespon ancaman tersebut.

~~~

Di desa itu setiap harinya selalu ada orang-orang yang berbondong-bondong melamar Sri, termasuk Wowo dan Koko. Namun sampai hari ini, seminggu setelah bapaknya membeberkan keinginannya itu Sri masih bungkam suara. bapaknya terheran-heran, Sri sudah berusia 24 tahun. Bapaknya malu, dan was-was anak semata wayangnya akan menjadi perawan tuo. Sementara teman sebayanya sudah menikah semua, bahkan anak mereka rata-rata sudah TK.
“Ti, sini.” Panggil Koko pada Siti teman baik Sri.
“Iya, Kang, gimana?“
“Ti, Sampean kan tau kalau bapaknya Sri pengen cepet-cepet dapet mantu
“Iya, Kang gimana?” Tanya Siti santai sambil membawa cucian di ember yang baru saja dicuci di kali
“Bilangin ke Sri jangan sampai dia mau menerima lamaran Wowo, bahaya” Koko mendekati Siti dan bicara agak pelan semacam bisik-bisik.
“Wowo itu, itu-nya tidak bisa berdiri, kalau Sri nikah sama dia berarti Pak Slamet nggak bisa punya cucu Ti”
“Maksudnya Kang Koko itu itu?itu ya kang?” bertanya dengan nada lirih
“Ah Ti pasti kamu paham maksudku” elaknya
“Paham kang, aduh sayang ya kang, padahal dia anak pak lurah yang kaya raya” jawabnya sambil memuji.

~~~

Dihari berikutnya Siti bertemu dengan Pak Slamet. Siti menceritakan apa yang Koko katakan. Ternyata Koko tidak sia-sia memprovokasi Siti. Pak Slamet pun kaget, pada dasarnya ia tidak bodoh. Tetapi kalau saja ia ingin mengkonfirmasi langsung perihal itu, menurutnya terlalu privasi dan bisa membuat Wowo tersinggung . Semenjak hari itu juga Pak Slamet mengutuk dirinya tidak akan merestui  pernikahannya, jika Sri memilih Wowo, sekaligus Wowo   anak pak lurah yang bijak. “Aku ingin menggendong cucu,  Sri haram menikahi lelaki itu” pikirnya.

~~~

Berita mengenai Wowo menyebar kemana-mana. Ia tau persis kalau ini semua ulah Koko. Tak tanggung-tanggung Wowo balas dendam dan menyebarkan fitnah mengenai Koko. Sebenarnya ini bukan fitnah pertamanya. Mereka sering sekali saling memfitnah semenjak SMA untuk mendapatkan Sri. Pada suatu malam,  ketika Pak Slamet usai kumpulan di rumahnya ia berniat mengambil hati.
“Pak, apakah sekarang sudah ada  lelaki yang dipilih oleh Sri” Tanya Wowo pada bapaknya Sri
“Belum  Wo” jawab Pak Slamet sedikit nada tinggi sambil menyeruput kopi yang hampir tinggal ampasnya. Tentu saja karena Pak Slamet kecewa. Ia berharap ia jadi menantunya tetapi ternyata ia memiliki kelemahan di itu-nya---Wowo melanjutkan perbincangannya, disela perbincangannya ia menyisipkan kalimat provokatif  “Pak, jangan sampai Sri menikah dengan Koko keturunan China itu, kasian Sri Pak.” Ucapnya.
“Memang kenapa kalau keturunan China” jawabnya
Sampean tidak tau ya? China itu pelit, perhitungan, kasian Sri, Pak. Lho sampean kalau lihat buku catatan pajaknya bapak Koko pasti kaget, bapaknya Koko itu jarang membayar pajak”
“Ah, hati-hati kamu Wo kalau ngomong ” jawabnya santai
Wowo memasuki ruang kerja bapaknya, ia mengambil berkas-berkas pajak di desanya. Kemudian ia menunjukkannya “Wah sampean bener Mas” Pak Slamet terhenyak melihat lembaran itu. Semenjak itu juga Pak Slamet berjanji tidak akan menyerahkan anak perawannya menikah dengan Koko, meski ia dikenal ulet, dan lugu.Wowo  Menang 1---Pak Slamet tidak tau kalau berkas-berkas itu sudah dipalsukan olehnya.

~~~

Fitnahan mereka berdua saling menyebar luas ke desa Banon. Sri pun masih saja melajang. Sementara Wowo dan Koko masih berlomba-lomba untuk mendapatkan kursi pelaminan itu meski berita buruk tentang mereka berdua melalang buana. Sampai pada akhirnya 3 bulan setelah  berita hingar bingar tentang Sri  itu mulai redam---- Sri akhirnya menambatkan hatinya pada seorang lelaki beda kecamatan yang berprofesi sebagai pedagang sukses.

~~~

Wowo dan Koko patah hati setengah mati, harapan mereka semenjak SMA itu hilang. sampai bertahun-tahun lamanya kemudian, Wowo di tolak setiap kali melamar wanita. Alasan dibalik semua itu tidak lepas dengan fitnahan Koko beberapa tahun lalu. Begitu pun dengan Koko ia masih melajang karena wanita yang ia incar keturunan Jawa yang kental dengan tradisinya, “Wah nggak boleh kalau cucu saya Puput menikah dengan lelaki sipit itu” ketus Mbah-nya Puput. Sampai sekarang pun Koko belum bisa melupakan wanita bernama Puput itu. Sebenarnya Koko bukanlah keturunan China, tetapi ternyata rekayasa cerita yang dibuat Wowo lebih diterima warga desa Banon dan sekitarnya tanpa berpikir panjang. Mereka hanya menilai sipitnya mata Koko dan pelitnya perangai bapaknya.

~~~

Mereka berdua pun sama-sama menyesal membuat fitnahan yang di konsumsi oleh warga desa Banon sampai  sekarang yang berakibat fatal dan merugikan bagi mereka berdua, parahnya lagi bisa saja ia melajang sampai mati dan tidak akan duduk di kursi pelaminan sebagai pengantin pria.


Comments

Popular posts from this blog

Tips-Tips Menulis Praktis Dengan Rumus (7W+1H)

Jenis-Jenis Novel

Tips-tips Bagi Aktor Pemula Dalam Teater.

Hutan Pinus Mangli, Magelang