Penerjemahan (Translation)
Banyak orang
awam yang menganggap mudah dalam proses penerjemahan, kenyataannya seorang
penerjemah dituntut untuk menguasai dengan baik bahasa sumber (BSu) juga bahasa
sasaran (BSa) yang diterjemahkan. Selain itu, penerjemah juga harus memiliki
pemahaman secara menyeluruh mengenai bidang pengetahuan yang akan
diterjemahkan, seperti konotasi social, cultural, dan emosional yang harus
disesuaikan dengan kondisi bahasa sasaran(BSa).
Penerjemahan
sangat penting demi proses tukar-menukar informasi dan hasil penemuan, tanpa
penerjemahan suatu ilmu akan sulit menyebar. Penerjemahan sendiri memiliki
peran dalam memudahkan seseorang dalam memahami. Mari kita ulas di bawah ini
mengenai Penerjemahan.
Apa itu penerjemahan?
1. penerjemahan adalah mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan
bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran (Catford, 1967)
2. penerjemahan adalah menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain
sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang. (Peter Newmark)
3. penerjemahan adalah usaha mencipta kembali pesan dalam bahasa sumber
(BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dengan padanan alami yang sedekat mungkin.
(Nida dan Taber)
4. penerjemahan merupakan proses padanan ujaran dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. (Pinchuck)
dari pengertian di atas jika di generalisasikan
maka penerjemahan adalah menerjemahkan teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran dengan pesan yang sepadan.
Secara umum penerjemahan itu sebagai,
diantaranya :
1. Transalation as the art ( bagaimana seorang penerjemah dalam
mengolah bahasa)
2. Transalation as science (Dalam penerjemahan hal tersebut dapat
dirumuskan)
3. Transalation as the craft ( seseorang ketika menerjemahkan perlu adanya
ketrampilan, atau pun keahlian dalam menyusun terjemahan dengan tepat).
Ketika kita mempelajari mengenai penerjemahan perlu adanya mengetahui apa saja hal-hal
pokok yang ada di dalamnya. Kali ini penulis akan menguraikan secara garis
besar mengenai penerjemahan melalui gambar di bawah ini
Dari gambar di atas penulis akan menguraikan
secara sederhana;dimulai dari teknik.
·
Teknik sendiri mengkaji konsep lingual yang
paling mudah/ kecil/mikro yang mudah dicermati dalam kata, frasa, klausa maupun
kalimat. Menurut Molina dan Albir teknik penerjemahan terdapat 18 jenis
(Adaptasi, amplifikasi, peminjaman, kalke, kompensasi, deskripsi, kreasi
diskursif, padanan lazim, generalisasi, amplifikasi linguistic, kompresi
linguistic, penerjemahan harfiah, modulasi, partikularisasi, reduksi,
substitusi, transposisi, dan variasai).
·
Metode. Pada bagian ini mengkaji tataran lingual yang lebih makro di atas
kalimat (wacana, dsb). Dalam hal ini Peter Newmark menyebutkan bahwa ada 8
metode penerjemahan (word for word, literal, faithful, semantic, adaptation,
free, idiomatic, communicative )
·
Ideologi. Dalam dunia penerjemahan memiliki 2
ideologi yaitu :
a) Penerjemahan yang berorientasi dengan BSu atau biasa disebut dengan foreignisasi
yakni bahwa penerjemahan yang baik, benar juga berterima adalah
penerjemahan yang sesuai dengan harapan dan selera pembaca yang menginginkan
kebudayaannya seperti pada bahasa sumber
b) Penerjemahan yang berorientasi dengan BSa atau yang dikenal domestikasi
yaitu bahwa penerjemahan yang baik, benar, dan berterima merupakan
penerjemahan yang sesuai dengan selera
dan harapan pembaca yang menginginkan teks terjemahan sesuai dengan kebudayaan
bahasa sasaran.
·
Kualitas. Ketika suatu teks sudah diterjemahkan maka
akan menghasilkan sebuah produk baru. Pada produk ini akan ditentukan bagaimana
kualitas produk tersebut dengan menggunakan parameter.
·
Parameter. Parameter dalam penerjemahan ini terdapat 3
aspek yang digunakan untuk mengukurnya, yaitu :
a) Tingkat keterbacaan (bagaimana
pendengar/pembaca dapat memahami teks/derajat level teks)
b) Tingkat keakuratan (bagaimana level keakuratan teks sumber setelah
diterjemahkan, apakah sangat berbeda, sama, atau sedikit berbeda)
c) Tingkat keberterimaan ( bagaimana seuatu itu dapat diterima/dipahami
oleh sekelompok tertentu)
Nilai yang
diberikan pada 3 aspek tersebut adalah tinggi, sedang, dan rendah. Pada sebuah
penerjemahan, ketiga hal tersebut
biasanya akan saling tumpang tindih. umunya jika tingkat keberterimaan tinggi,
maka tingkat keakuratannya rendah, dan sebaliknya. Terjemahan yang baik sebenarnya adalah
terjemahan yang memiliki tingkat parameter yang tinggi ketiganya, namun hal
tersebut tidak akan pernah ada/hanya mimpi. Kenyataannya diantara ketiganya
harus ada yang saling terkalahkan.
***
Cukup itu dulu yang dapat penulis tulis.
Jika masih ada yang kurang jelas bisa ditanyakan dikolom komentar. Mengenai
macam-macam teknik dan metode akan dijelaskan pada artikel berikutnya . Terimakasih
telah membaca !! Kritik dan saran selalu penulis persilahkan J
Bibliografi :
Emzir. Teori Pengajaran Terjemahan. Jakarta: Rajawali Press, 2015.
Fatawi, M. Faisol. Seni Menerjemah. Malang: UIN Malang Press, 2009.
Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah(Panduan
Lengkap bagi anda yang menjadi Penerjemah. Bandung: Kaifa, 2009.
Kardimin. Pintar Menerjemah (Wawasan Teoritik dan Praktek).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Comments
Post a Comment