Mati Satu Tumbuh Seribu (Part 1)


Indra (Ganteng, Tajir)


“Hei Bro, gimana sama cewek yang kemarin?”
“Maksud Lu cewek endorse celana jeans kemarin?” memastikan
“Ya lah, elu sih banyak banget gebetannya.” Nyengir—tapi sexi sih Dab *Dyar dia sepertinya ingin….


Yaps kenalin nama  gue Indra. Gue  salah satu cowok yang terkenal di fakultas, eh bahkan sekampus kayaknya kenal deh sama gue *ga terima bodo amat. Selain muka gue yang katanya mirip Justien Bieber, gue juga tajir, nggak bagus-bagus amat sih kendaraan gue, paling kalau kuliah cuma naik Lamborghini. Eits  dah bercanda, maksud gue intinya pakai mobil mewah dah. *silahkan muntah.

***

Setiap ajaran baru datang, bagi gue merupakan musim panen, tentu saja. Gue bakal gebet mahasiswi yang cantik-cantik, dan pastinya mereka mau sama gue. Belum pernah sekali pun gue ditolak cewek dalam hidup gue. Kalau gue sampai ditolak,  itu berarti sebuah petaka besar dalam sejarah kehidupan gue, alay--biar aja.

***

Dan gue punya temen akrab, sahabat sih tepatnya, yaaashh  namanya adalah Bob, tapi bukan Bob Sadino. Panjang sejarahnya kenapa dia dipanggil Bob. Padahal nama aslinya Ahmad. *nggak nyambung, emang. Dia lelaki penyandang jomblo sepanjang masa, katanya dia belum pernah pacaran sekali pun walau sudah Maba (mahasiswa basi). Jelas saja celetukku. Mukanya mirip makhluk-makhluk yang menyeramkan di film Avengers. *ditampol Bob.  Jangan sepaneng  gue bercanda. Yang jelas cewek-cewek melirik ke dia alasannya satu doang. Apa? Ya mereka heran aja kok ada makhluk seperti dia di bumi ini, terutama di kampus ini. Tenang Bob gue bercanda lagi.

Gue sering banget ganti-ganti cewek, frekuensinya enggak cuma seminggu sekali, 3 kali dalam sehari gue juga bisa. *buset dah kayak makan aja. Bercanda, maksud gue, gue merupakan tipikal pengabdi pepatah lama. Contohnya nih “tak kenal maka tak sayang “  maka tak segan-segan setiap ada cewek yang lewat di depanku, apalagi aduhai, gue pasti ngajak kenalan ke dia. Maksud gue aduhai cantiknya, jangan mikir yang aneh-aneh ya, Ssst !.  terus pepatah kedua yang gue lestarikan dan gue  budayakan adalah “hilang satu tumbuh seribu”. So, gue nggak bakal tanggung-tanggung kalau cewek gue udah bilang “aku capek sama kamu, aku bĂȘte” yaudah, langsung aja gue putus, why not? Gue cuma kehilangan satu, sedangkan seribu cewek lainnya mengantre dibarisan belakang,*sombong, jelas.  Ini fakta,. saat gue putus sama mantan gue yang bernama Sinta, belum sejam gue udah DM-an  sama cewek tukang endorse celana jeans. Lu bisa bayangin kan cantiknya cewek tukang endorse, apalagi celana jeans. Eakkkk.

***

Pada suatu hari gue jalan sama cewek endorse ke sebuah mall. Niatnya sih gue mau romantic, mau nembak pas sambil nonton film di bioskop bair kayak di sinetron-sinetron Indonesia, tsah. Pas sesampai di sana dia milih nonton film Danur, dan lu tau apa yang terjadi?  Gue takut banget, jelas-jelas gue enggak suka nonton film horror. Tapi pas nonton sih gue ngga takut sama filmnya, gue lebih ngrasa horror liat cewek-cewek teriak-teriak ketakutan. *dan bagi gue itu berlebihan.  Yaps kecuali cewek endorse disampingku ini, dia sangat menikmati, padahal pengen banget lihat dia ketakutan terus peluk gue gitu. *ngarep

Setelah gue nonton, kemudian kita cari makan. Langsung nih gue tembak dia, gue jamin pasi diterima. *PD tingkat dewa.  Dan ternyata …..
Jelas lah. Gue akhirnya jadian sama dia, tapi parahnya gue akan dijadiin pacarnya asalkan..
“Hallo.. Iya, Pa?”
Cewek endorse itu sepertinya ditelepon papanya dan ia terburu-terburu ngajak pulang. Sepertinya wajahnya panik. Seketika hawa romantisnya hilang dan lenyap dimakan Bob, eh masa.

Tunggu part II nya ya guys.. thank for reading. Jangan lupa komen dan kritiknya yak..!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jenis-Jenis Novel

Tips-Tips Menulis Praktis Dengan Rumus (7W+1H)

Tips-tips Bagi Aktor Pemula Dalam Teater.

Hutan Pinus Mangli, Magelang