Sekilas Tentang Kahlil Gibran
Membicarakan Pujangga besar asal Lebanon “Kahlil
Gibran” sangatlah menarik. Selain kisah hidupnya yang inspiratif sejak beliau
kecil juga karya-karyanya yang menabjukkan dapat melenturkan hati, membuka
mata, dan merasakan kedalaman maknanya ditiap kata yang ditulisnya. Contohnya “Sayap-sayap Patah “ yang ditulis atas dasar
cinta, kasih dan juga dilatarbelakangi meninggalnya orang-orang tersayang. Meninggalnya
ibu tercinta bernama Kamila kemudian disusul 2 saudaranya, sehingga tinggallah
adik tercintanya Marianna. Kesedihan Kahlil Gibran dituangkan dalam tulisan. Memang
terkadang kesedihan, duka, segala lara akan menjadi sebuah tulisan manis. Seperti
yang diramalkan oleh Mary (sahabat Kahlil) dalam suratnya yang diperuntukkan untuknya “Suatu
hari kelak diammu akan dibaca lewat tulisan-tulisanmu, kegelapanmu akan menjadi
bagian dari CAHAYA” dan benar saja hingga sekarang karya-karyanya tetap
masih dibaca orang. Kehidupannya yang sengsara menjadi bahasa puitika yang
indah, bermakna, dan tanpa kemunafikkan kata. Selain sebagai pujangga besar ia
juga dianggap sebagai “Sang Sufi”, “Sang Filsuf”, “Sang Pemberontak”, dan “Yang
Cemerlang”.
~~~
Kahlil Gibran lahir pada tahun 1883 di
Bsharre, Lebanon dan meninggal pada tahun 1931 di New York tepat berumur 48
tahun. Perjuangan Kahlil Gibran patut
dijadikan contoh untuk manusia. Ia dahulu hanya berasal dari keluarga yang
miskin tapi sekarang namanya masih harum
untuk dikenang. Ia lahir pada saat Lebanon terjadi depresi ekonomi. Kahlil
terlahir dari pasangan Khalil Gibran dan Kamila. Status ayahnya hanya sebagai
petani miskin yang tidak bercita-cita untuk mengubah nasibnya. Namun Ibunya merupakan seorang pemuka agama, terpelajar,
dan multitalent (dapat bernyanyi, memainkan music), sekaligus memiliki paras yang cantik.
Dalam perjalanan panjang kisah Kahlil
Gibran, Kamila-lah guru pertamanya. Itu mengapa ada pepatah yang terkenal “Carilah
istri yang cerdas untuk memiliki anak yang cerdas pula”. Kamila
yang cerdas menjadikan Kahlil Gibran anak yang cerdas luarbiasa. Jikalau tidak
ada ibunya yang mengajarkan segala hal padanya, maka sedikit kemungkinan
mengalir darah berjiwa seni kepada Gibran. Ibunya sering menceritakan
kisah-kisah yang terkenal semasa gibran kecil, misalnya, Kisah Seribu Satu
Malam, Nyanyian-nyanyian Perburuan Abu Nawas, dsb. Pengaruh besar dari
ibunya menjadikan Kahlil Gibran menulis karya pertamanya bejudul Nudzob fi
Fann al-Musiqa (Sekilas tentang Seni Musik) pada tahun 1905. Karena andil ibunya juga Kahlil
Gibran menjadi seorang penulis dan
pelukis tingkat dunia. Ia semenjak kecil memang sudah menyukai kegiatan menulis
dan melukis.
Kahlil Gibran belajar bahasa Arab dan
bahasa Suryani di Lebanon, kemudian ia pindah ke Boston, Amerika Serikat
bersama keluarga untuk menghindari kemiskinannya yang dialami di Lebanon. Di
sana ia melanjutkan sekolah khusus laki-laki, dilanjutkan sekolah malam selama
2 tahun untuk memperdalam pengetahuan umum. Setelah itu Kahlil Gibran meminta
kembali dikirim lagi ke Lebanon untuk memperdalam kesusastraan Arab sekaligus
mengembangkan bahasa ibunya kembali. Di sana (Madrasat al-Hikmat) ia mengikuti berbagai
kuliah, di antaranya musik, sejarah
agama, hukum internasional, bahkan
kedokteran. Semenjak tahun 1898 ia
menjadi direktur majalah sastra dan filsafat Al-Hakikat (Kebenaran), dan pada
tahun 1990 ia tertarik terhadap pemikir
besar Arab yang dipelajari selama dibangku sekolah. Kahlil Gibran memang
seorang yang cerdas, ia lulus dari Madrasat al-Hikmat ketika usianya 18 tahun
dengan predikat ‘Pujian’. Ia melanjutkan belajar di Perancis untuk memperdalam
ilmu seni lukis.
~~~
Kahlil Gibran pernah diasingkan oleh
pemerintah Turki di Lebanon karena karyanya
yang berjudul “Jiwa-jiwa yang Memberontak” yang berisikan kritikan tajam dan
pedas terhadap tokoh-tokoh agama dan pejabat tinggi Lebanon. Pada buku tersebut
mengangkat 3 poin, yaitu mengungkap lebih jelas semangat feodalisme yang membuat
orang msikin semakin sengsara karena memperjuangkan kelas hidupnya, kedua
tentang filsafat Kahlil Gibran yang menghendaki tentang kebajikan, keampuhan,
juga cinta kasih, dan terakhir untuk mengantisipasi karya-karya Gibran
selanjutnya. Memilih kesusastraan sebagai pilihan hidupnya bukan tidak sadar
atas konskuensinya, terlebih karena ia seorang penyair yang memuja cinta dan
keindahan yang telah menyatu dengan kebenaran hidupnya.
~~~
Dr. Ghougasian menganggap bahwa Kahlil
Gibran merupakan seorang eksistensialis sayap kanan. Gibran menyusun kerangka
dimensi hubungan dari 3 arah dari eksistensi manusia. Trilogy itu adalah “The
Prophet”, “The Earth Gods”, dan “The Garden of the Prophet”.
Menurut filsafat Kahlil Gibran manusia
dapat mendekati Tuhan melalui “Dalam”, “Lewat”,
dan “Dengan” cinta.
Dibawah ini sebagian surat yang dikirim
oleh Kahlil Gibran pada Amin Guraib
(redaktur dan pemilik Al-Mohajer) yang menyadarkan akan pentingnya manusia
untuk berusaha/bekerja.
“…Dalam hidup kita ada sesuatu yang
lebih mulia dan lebih tinggi daripada sebuah ketenaran, sesuatu itu ialah kerja
besar yang membawa ketenaran itu sendiri. Aku merasakan dalam diriku suatu
tenaga tersembunyi yang hendak membenahi ketelanjangannya dengan sehelai
pakaian yang indah, yakni kerja besar itu. “
~~~
Refrensi : Kahlil Gibran “Sayap-sayap Patah”
terjemahan M. Ruslan Shiddieq
Thanks for reading, please, comment for
give me criticism and suggestions.
Comments
Post a Comment