Dendam Part 1 (Mbok Yem's Say)



Aku pikir malam ini langit terlalu pasrah, seketika hujan deras saja tanpa ditandai mendung, aku masih kepikiran dengan apa yang dikatakan Mbok Yem tetanggaku siang tadi. Bagaimana bisa ia mengatakan bahwa sekolahku hanya sia-sia, membuang biaya "Wes to Nok, penting kui koe iso masak, manak, lan macak" kata-kata Mbok Yem itu masih terngiang-ngiang di telingaku sehingga memecah suasana malam ini. Apa ya Mbok Yem tidak mengerti kalau dokter yang menangani sakit gulanya itu dulu sekolah, dulu ia seorang sarjana, Apa Mbok Yem tidak paham juga yang membantu menantunya melahirkan itu Bidan Rita yang dulu sekolah juga di Akbid Yogyakarta. Ah sudah lah, aku tidak mau memikirkan streotip lama yang sama sekali tidak sejalan denganku, biar saja yang lain nanti mau melihat, meniteni aku nanti 'COBA BESOK JADI APA!!!!' .””PRESIDEN MBOK”
                                                                        ~~~
Alarm pagi ini cukup berhasil membangunkanku hanya dalam sekejap karena telepon genggamku tepat berada di telinga. Aku harus  bersiap-siap berangkat ke kampus  sebelum dosen killer  itu terlebih dahulu masuk kelas, biasanya Pak Hendra yang dijuluki dosen killer itu selalu ontime , bahkan sebelum waktunya.
“Eh Don, gimana sama PPT presentasi nanti, udah fix all kan?, please jangan jawab belum ya.” Kenalin guys.. ini dia temanku Rena, dia itu bawel, bawel aja pakai banget, kalian lihat kan, aku belum jawab aja udah nerocos bla bla bla… Rena ini teman sekelasku, dia banyak diminati lelaki di kelasku, selain dia memiliki kaki yang jenjang, ia juga selalu up to date for everything, sorry, not everything, especially for tasks, dia sangat males, untuk sekedar mengetahui saja biasanya kurang berminat. Tapi bagaimanapun Rena bukan sekedar teman bagiku, tapi sahabatku yang selalu ada di pulau perantuanku ini. Thanks for all My bestie friend Rena.
                                                                        ~~~
“Yessss, presentasi hari ini lancar, perdebatan di kelas juga cukup asyik”
“Yups.. Toss dong guys”
Yeps guys mata kuliah pertama telah usai, sekarang waktunya aku hahahihi di kantin  bersama temen-temen, Rena, Fanessa, dan tentunya aku sendiri.
Ternyata perkataan Mbok Yem kemarin sebelum aku berangkat ke Jogja masih bersarang di otakku, aku menanyakan perihal mau jadi apa kepada Fanessa juga Rena.
“Guys.. setelah kalian lulus kalian mau jadi apa?”
“Hahaha.. Pertanyaan yang cukup general ya Don, sering banget ditanya itu daripada ditanya kapan nikah di acara kondangan” sahut Rena seketika sambil tertawa terbahak-bahak gajelas
Sedangkan kata Fanessa “Gue sih pengen jadi presiden aja, biar jadi nomor satu, habis capek di nomor-duain”  wkkwkwkkk seketika kita bertiga sontak tertawa mendengar  Fanessa yang jawabnya malah ngedaggel. Aslinya dia dengan sengaja mengulik kesakitan hatinya karena ditinggal selingkuh oleh Doni mantan pacarnya. Upzz  Doni saja ya, kalau aku kan namanya Donita.
“Gue suka heran guys.. kenapa tetanggaku itu selalu merasa aneh dengan pilihanku melanjutkan kuliah, mereka pikir cukup SMA, bekerja mencari uang yang banyak, lalu menikah, ..”
“Punya anak.. terus mati gitu ya?”  belum selesai aku ngomong Rena langsung menyentil pembicaraanku, dasar Rena memang selalu begitu.




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jenis-Jenis Novel

Tips-Tips Menulis Praktis Dengan Rumus (7W+1H)

Tips-tips Bagi Aktor Pemula Dalam Teater.

Hutan Pinus Mangli, Magelang