Dendam Part 3 ( Secret Number)



Donita masih bertanya-tanya, ia menduga sangat pasti bahwa pastilah kakak tingkat yang mengirimi ia pesan,
” ah tetapi iyakah?”  batin Donita.
 Donita menerka-nerka tidak mungkin secepat ini ia mengatakan hal yang menurutnya serius, apalagi urusannya sama hati. Uluhh..uluhh..
” Jika memang benar begitu pasti cowok itu playboy cap gajah, ah cap buaya, pasti.” 
Ahaa.. tapi aku belum berminat membalasnya, biarkan penasaran ini subur di hati, aku kurang peduli, siapapun itu konyol banget dan enggak gentle banget mengatakan perihal cinta melalui chat, harusnya ngajak ketemu, atau; ahh sudahlah. Seperti biasa Donita menelepon Rena kemudian menceritakan segalanya mengenai chat misterius tersebut. Donita memang seringkali menceritakan hal-hal yang mengganjal dihati kepada kedua sahabatnya. Tapi kali ini Ia sengaja menelpon Rena karena Ia tau Fanessa sedang asyik menonton film seperti yang ia tampakkan di status WhatsaApp-nya.

“Ciee baru juga sebentar di kampus sudah menjadi incaran banyak orang, temenku yang satu ini memang unch banget deh” menjadi kebiasaan Rena suka menyambar omongan orang yang belum selesai bicara dan ngledekkin
“Ishh apaan sih lu Ren, gue nelpon lu itu buat curhat, eh malah elu ledekin gue, nanti gue kirim foto profilnya dia yah”
“Cakep enggak Don? Kalau cakep lumayanlah buat gue aja”
“Dih, perasaan elu udah punya masih aja semua mau diembat, yaudah nelpon lu enggak nemu solusi, tidur aja deh bye”
Dih marah nih, wkwkk, yaudah see you di kampus besok sahabatku ter-unch ini mumumu”
Donita menyiapkan buku-buku yang harus dibawa besok kuliah. Nampaknya ini hal yang wajar, bau-bau MABA (Mahasiswa Baru) jadi rajinnya masih kental melekat di tubuhnya.
“Kenapa enggak dibales chatku?”
“Gimana kuliahmu? “
“Aku harap kamu menikmati masa kuliahmu ya”?
What the hell!!, hey you siapa sih. Dalam hati Donita geregetan dengan orang misterius yang chat dan mengungkapkan perasaannya;untuk menenangkan dirinya kali ini ia menganggap bahwa pasti orang asing yang iseng, atau bahkan teman barunya di kelas yang dengan sengaja ngerjain;di kelas kan anak-anaknya iseng-iseng banget.
Yaps okayI think aku cukup bales ini aja. “Maaf saya tidak mengenal anda, tolong jangan ganggu, atau pun chat saya lagi. Terimakasih” click–send-off data-finish-sleep -,-.
~~~
Pagi yang cerah, langit terlihat sangat biru, mentari sudah samar-samar muncul dari timur;jalanan mulai ramai terkerumuni manusia-manusia pemburu sesuap nasi, atau pengejar cita-cita yang sengaja menggantungkan cita-cita di gedung sekolah-sekolah yang megah, atau para bos-bos berdasi yang siap meluncur ke kantor dengan baju dinasnya. Pagi itu embun-embun yang bertengger manis pada tumbuhan dan pepohan yang masih tersisa di kota istimewa ini mulai menghilang terserap sinar yang mulai terang. Pemandangan kota sangat terlihat jelas perbedaanya dengan suasana di desa. Karena Donita dari desa ia sangat merasakan perbedaanya, dahulu sebelum merantau kuliah ia terbiasa melihat  embun-embun segar menggantung pada ilalang dan aromanya meresap syahdu ketika berangkat menuju sekolah SMA-nya; Kemudian para petani yang berjalan berjajar membawa cangkul, caping, dan alat perkebunan lainnya dengan baju seadanya dan terlihat bersahaja, lihat saja di kota, mereka menyesak di jalan dengan raut tidak sabar menunggu lampu hijau dan harap-harap cemas jika telat akan kena marah bos atau gurunya karena kemacetan yang panjang, ya begitulah realitanya. Kos Donita memang  tidak begitu jauh dari jalan raya, sehingga cukup jelas setiap harinya menikmati bising kota dan menghirup asap-asap knalpot yang menyesakkan dada.
~~~
Kuliah hari ini kurang menyenangkan, terlihat lunglai dan sepi karena mahasiswa yang biasanya humoris bernama Sogi tidak masuk karena sakit, dan Ahmad yang biasa menjadi bahan ejekan juga izin karena harus menemani adiknya yang datang ke Jogja menjenguk kakaknya. Hari ini terdapat tiga mata kuliah yang semua benar-benar membosankan. Kalian tidak perlu tau apa saja itu, yang jelas sangat membosankan.
~~~
Karena aku adalah seorang muslimah aku melakukan kewajibanku pada umumnya, aku bergegas ke Masjid Kampus yang lumayan jauh dari fakultas untuk menunggu waktunya sholat dzuhur, sebenarnya ada mushola di fakultas, tetapi aku memang sengaja ke masjid karena ingin beristirahat dengan sangat santai di pojokan masjid yang sejuk sembari menuju jam 3 sore untuk masuk mata kuliah selanjutnya. Aku sama sekali belum membuka hp sejak masuk kuliah jam pertama jam 7 pagi, aku mematikan data internetnya.
click-on data-WhatsApp
Aku ini teman ….”  Yaaah baterai gue lowbat nih guys..
“Hmm aku juga enggak bawa powerbank nih” sahut Fanessa
“Elu bawa enggak Ren?”
“Gue kan enggak punya, gimana sih, huu”
“Yaelah gimana dong padahal si nomor misterius yang aku ceritakan semalam chat aku, dan sepertinya ia mengungkap identitasnya, aku belum selesai baca eh malah lowbat, aduh kenapa gue pakai lupa nge-charge segala sih semalam. Ah bĂȘte deh “.




Comments

Popular posts from this blog

Jenis-Jenis Novel

Tips-Tips Menulis Praktis Dengan Rumus (7W+1H)

Tips-tips Bagi Aktor Pemula Dalam Teater.

Hutan Pinus Mangli, Magelang