BETI
Beti
Seperti biasa, dihari senin Reni pergi ke sekolah menggunakan
sepeda warna kuningnya, hari itu nampak cerah, Reni bersemangat sekali untuk
pergi kesekolah.
“Bu, saya pergi kesekolah dulu?” Kata Reni
“Iya, Nak, hati-hati di jalan, jangan lupa bawa bekalnya, Nak” Saran
Ibu Reni
Sebenarnya Reni sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama
(SMP), namun ia memang masih seperti kekanak-kanakan ketika bersama ibunya,
terkadangpun Reni disuapin oleh ibunya
ketika makan.
Terik sinar matahari mulai menyengat bumi, sekitar pukul dua siang
bel SMPN 1 Grabag itu menyeru seolah mengusir murid-murid dari kelas dan
kembali di rumah masing-masing.
“Haii Ren, cie masih baper soal
Riko tadi ya?”
“Ihh apaan sih, Sya. Sorry ya, enggak baper-baperan, kamu pikir
seperti kamu Jones gitu”
“Ahh udah yuk markipul “ Ajak Tasya kepada Reni.
Mereka berdua memang sering bercakap seolah berantem, namun sebenarnya
mereka sangat akrab, karena mereka satu
kelas sejak SD, di mana ada Tasya di situ
ada Reni, ya.. hampir setiap hari mereka bersama.
Reni dan Tasya merupakan anak yang kekinian, tidak bisa dipungkiri,
meskipun Reni masih suka disuapin, dan berangkat ke sekolah dengan sepeda
ternyata tidak melunturkan popularitsnya di sekolahan, karena selain parasnya
yang cantik, bermata sipit dan berkulit seperti orang china Reni cukup lincah
dibidang olahraga, sehinga tak ayal jika cowok-cowok entah sebaya ataupun kakak
kelas menyukainya.
“Hai Ren, mau pulang?bareng aku aja yuk”
Hampir setiap hari tawaran itu tetap berlaku di telinga Reni,
kadangpun cowok dari SMA sebelah menawarkan untuk memboncengkan, namun Reni
tetap menolak, selain karena ia sudah membawa sepeda, ia juga takut jika
ketahuan ayahnya, karena juga masih kelas dua SMP.
Reni tidak memiliki teman yang spesial di sekolah, ya kecuali si
Tasya, yang selalu ia anggap menyebalkan tetapi juga yang selalu menyenangkan.
“Sayang jangan lupa belajar dulu”
“Ya, Bu. Ini lagi belajar”
Ibunya Reni memang tidak pernah lupa mengingatkan Reni untuk
belajar.
Krikk..krikk.krik.krikk..
Nada pesan ponsel Reni berdering dan sudah bisa diduga pesan itu
dari Tasya, ia mencoba menyelidik kejadian di lapangan voli antara Riko dan
Reni, tapi Reni tidak menggubris, ia
asyik mengerjakan PR pitagorasnya.
“Eh, Ren? Sekarang mulai sombong ya?Di chatting saja nggak bales”. Pagi yang cerah seketika Tasya nyolot
dari belakang Reni.
“Habis nggak penting”
“Ohh jadi sekarang gitu, Okk !"
Seketika Tasya diam, Reni pun mulai mengajak bicaranya kembali, dan
tetap saja Tasya mengulik seperti apa wajah Riko yang menolong Reni waktu
terglincir pas ekstrakulikuler voli, karena Reni merasa terdesak akhirnya Reni
menjawab dengan keras.
”BETTIIIIII SAMA JOHAN”
Serentak di dalam kelas yang
sedang mencatat menyalin dari papan tulis sontak kaget, dan seraya mengucapkan.
“Whatt??Beti sama Johan?” nada shock dari somad.
“Apa, mana mungkin OMEGOT?” dengan gaya alay putry seketika menyambar
Keadaan dikelas semakin gaduh karena kebetulan waktu itu sedang
ditinggal keluar oleh gurunya. Reni semakin tidak mengerti.`
“Yang bener Ren, Si Johan sama Beti? Beti yang gemuk itu?” Restia
Ratu Kepo itu memastikan. Dan Reni pun menyadari tentang kesalahpahaman mereka. Mereka pikir bahwa Johan yang tampan dan
kaya itu jadian dengan Beti yang gemuk dan
terkenal hobi makan.
“Teman-teman yang aku maksud BETI itu bukan Si Beti gemuk kelas B
jadian sama Johan kutu buku yang cakep itu, beti tuh singkatan dari Beda Tipis,
jadi aku sama Tasya tuh lagi ngomongin seeorang yang mirip dengan Johan, gituh”
“Ooooooooooooooooooohh...begitu”
Setelah dirasa semua memahami Reni pun lega, dan sembari tertawa
saling menatap dengan Tasya.
Comments
Post a Comment